Sabtu, 25 Oktober 2014

Gayatri Wailisa Diduga Alami Pecahnya Pembuluh Darah Otak



Gayatri Wailisa Diduga Alami Pecahnya Pembuluh Darah Otak
Bangsa Indonesia kehilangan anak berbakat, Gayatri Wailisa. Remaja yang memiliki kemampuan menguasai 14 bahasa asing itu meninggal diduga akibat mengalami pembuluh darah pecah atau Aneurisma usai berolahraga di Taman Senopati, Jakarta Pusat.

Meski Gayatri meninggal usai olahraga, tapi menurut Pakar olahraga dr Michael Triangto SpKO, jenis olahraga terakhir yang dilakukan gayatri harus dipastikan terlebih dahulu.

"Kalau cuma lari saya kira tidak akan menimbulkan pecah pembuluh darah. Tapi kalau olahraga beban mungkin bisa," kata Michael saat dihubungi Liputan6.com, Jumat (24/10/2014).

Jika memang gayatri melakukan olahraga beban, kata Michael, ada kemungkinan ia mengalami pelebaran pembuluh darah atau aneurisma.

Dihungi terpisah, Konsultan Spesialis Jantung dan Pembuluh darah dari RS Sahid Sudirman, dr. H. Aulia Sani, Sp.JP (K) FJCC, FIHA, FAsCC, FICA mengatakan aneurisma terbagi menjadi dua yaitu aneurisma otak dan aneurisma aorta.

"Aneurisma itu pembesaran pembuluh darah bisa terjadi di otak dan aorta. Biasanya terjadi karena melemahnya dinding arteri sehingga pembuluh darah mengembung," kata Sani.

Kondisi ini, kata Sani, biasanya dialami oleh orang dewasa dan jarang terjadi pada remaja atau dewasa muda. Tapi melihat kasus Gayatri, ia menilai bisa saja terjadi karena kemungkinan kelainan lahir atau melakukan aktivitas yang berat.

Gayatri Wailissa, gadis 17 tahun yang sarat prestasi, meninggal dengan sebab pecahnya pembuluh darah otak. Siswi yang menguasai 14 bahasa itu mengalami perdarahan otak saat usai berolahraga. Perdarahan otak memaksanya dirawat intensif selama 4 hari di rumah sakit dan akhirnya meninggal. Mengapa perdarahan pembuluh darah otak bisa menyerang Gayatri yang masih belia?

Kasus yang terjadi pada Gayatri adalah bentuk stroke hemoragik. Stroke ini terjadi ketika pembuluh darah di otak mengalami kebocoran atau pecah. Akibatnya darah akan memenuhi area otak dan meningkatkan tekanan di dalamnya. Kejadian tersebut biasa diikuti dengan kematian jaringan saraf. Inilah yang kerap disebut perdarahan intraserebral.

Kebanyakan, stroke hemoragik timbul akibat perdarahan yang muncul di rongga antara permukaan otak dan tulang tengkorak. Ini salah satu bentuk stroke hemoragik yang disebut perdarahan subaraknoid. Kejadian terjadi sangat spontan. Awalnya pembuluh darah otak membesar seperti balon lalu pecah (aneurisma).

Namun, dapat pula pecahnya pembuluh darah akibat kelainan dari pembuluh itu sendiri yang disebut arterio venous malformation/AVM. Baik aneurisma maupun AVM dapat dipantau dengan alat CT scan, MRI, atau angiography. Gejala khas tidak muncul dari keduanya, hanya saja penderita kerap merasa pusing.
Kabar buruknya, jika telah mengalami pecahnya pembuluh darah otak kerap ditemui pasien mengalami kematian. Jika nyawanya masih dapat diselamatkan, kemungkinan besar dia didapati cacat permanen.

Sumber:
- http://health.liputan6.com/read/2124049/gayatri-wailisa-diduga-alami-aneurisma
- http://sidomi.com/333797/ini-penyebab-pecahnya-pembuluh-darah-otak/

Baca Juga Artikel ini:
- Kisah Nyata Penderita Diabetes yang Sembuh Total dengan Biji Alpukat
- Para Ahli Medis menemukan fakta Kehidupan Setelah Mati 
- Rahasia Umur 40 Tahun
- Maraknya Impotensi pada Anak Muda
- Kikis Lemak Tubuh dengan Susu
- Cara Mudah Deteksi Stroke Secara Dini

Artikel Kesehatan Para Artis:
- Rahasia Sehat dan Montok Artis Kartika Putri
- Nasib Luhan EXO
- Push-up Sit-up ala Artis Cantik Eriska Rein
- Cara Fitness 'Arjuna' Shaheer Sheikh
- Nasib Jessica SNSD  



 Berikut Daftar Kebutuhan Pasien Stroke:
- Kursi Roda Pasien Stroke (Klik Sini)
- Tempat Tidur Pasien Stroke (Klik Sini)
- Tandu Ambulance untuk Pasien Stroke (Klik Sini)
- Kasur Angin untuk Pasien Stroke (Klik Sini)
- Alat Tensi Darah Otomatis (Klik Sini)
- Alat Bantu Berjalan untuk Pasien Stroke (Klik Sini)
- Alat Sensor Kadar Oksigen  Darah (Klik Sini)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar