Manfaat Minum Air Es untuk Diet dan Kesehatan
Setelah makan biasanya orang lebih memilih untuk minum air hangat ketimbang air es.
Hal ini disebabkan karena adanya mitos bahwa minum air es setelah makan bisa menyebabkan lemak menggumpal, sehingga tubuh akan jadi lebih gemuk atau perut menjadi buncit.
"Ini sebenarnya hanya mitos saja. Yang membuat perut jadi buncit sebenarnya karena perilaku diri, setelah makan langsung tidur," tukas Hendry, Physical Exercise Consultant kepada Kompas Female, saat peluncuran sebuah minuman diet di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Banyak orang menganggap bahwa dinginnya air es ini tidak bisa melarutkan lemak, sehingga lemak akan menggumpal dan menumpuk di perut.
Hal ini tidaklah benar, menurut Hendry tidak ada hubungannya antara lemak yang menggumpal dan sulit dicerna dengan konsumsi air es setelah makan.
Karena, pada dasarnya tubuh manusia memiliki suhu mutlak di dalam tubuh. Saat masuk ke dalam tubuh, suhu makanan dan minuman panas ataupun dingin akan disesuaikan dengan suhu tubuh.
"Rasa dingin ini hanya akan terasa di tenggorokan saja, sehingga saat masuk ke dalam tubuh suhunya jadi suhu tubuh dan tidak menggumpalkan lemak," bebernya.
Air es justru bikin tubuh langsing dan sexy
Ditambahkan Hendry, sebenarnya air es justru membantu tubuh untuk lebih langsing meski Anda banyak makan.
Minum air es setelah makan akan membantu tubuh membakar kalori lebih banyak dibandingkan ketika minum air hangat.
Ketika air dingin masuk ke dalam tubuh, secara tak langsung tubuh akan dipaksa untuk menetralkan suhu air tersebut melalui pembakaran lemak dalam tubuh.
Selain untuk menetralkan suhu air dingin dalam tubuh, tubuh yang terkena rangsangan air dingin ini akan bereaksi dan memulai usaha untuk menghangatkan badan, sehingga sebenarnya lemak dan kalori yang terbakar akan lebih banyak.
Meskipun ketika minum air hangat kalori juga akan terbakar, namun ternyata tidak sebanyak ketika Anda minum air es.
"Hal ini bisa dianalogikan ketika kita berada di tempat yang bersuhu dingin, pasti akan terasa lapar terus-menerus.
Tapi meski demikian, bobot tubuh tidak melonjak naik karena lemaknya digunakan untuk menghangatkan tubuh," bebernya.
Salah satu hal yang banyak disalahartikan ketika minum air hangat setelah makan akan adalah keluarnya keringat yang dianggap sebagai tanda bahwa lemak sudah terbakar.
Keluarnya keringat ini bukanlah tanda bahwa kalori sudah terbakar, melainkan lebih berfungsi untuk mendinginkan tubuh.
Sumber:
http://female.kompas.com/read/2012/04/16/15144381/Manfaat.Minum.Air.Es.Setelah.Makan
===================================
(Ads).
Gratis Ongkir Bayar di Rumah COD
Kursi Roda Harga 850Ribu
Alat Inhalasi Uap Asma 590Ribu,Alat Tensi Digital Japan 390ribu,
Alat Cek Kolesterol dan Gula 450ribu.
Alat Bantu Dengar Germany 365ribu
call sms WA 087780633777 BBM 7649FA23
===================================
Baca Juga Artikel ini:
- Mengatasi Perilaku Aneh pada Anak dan Misteri Waktu Senja
- Kisah Nyata Sembuhnya Penderita Penyakit Diabetes dengan Biji Alpukat
- Gayatri Wailisa Diduga Alami Pecahnya Pembuluh Darah Otak
- Rahasia Umur 40 Tahun
- Maraknya Impotensi pada Anak Muda
- Kikis Lemak Tubuh dengan Susu
- Cara Mudah Deteksi Stroke Secara Dini
- Kisah Nyata Sembuhnya Penderita Penyakit Diabetes dengan Biji Alpukat
- Gayatri Wailisa Diduga Alami Pecahnya Pembuluh Darah Otak
- Rahasia Umur 40 Tahun
- Maraknya Impotensi pada Anak Muda
- Kikis Lemak Tubuh dengan Susu
- Cara Mudah Deteksi Stroke Secara Dini
Kisah cinta antara Nila
Djuwita dengan Farid Anfasa Moeloek berawal bersemi di kampus
perjuangan Universitas Indonesia. Pandangan pertama terjadi saat Nila
baru masuk ke Fakultas Kedokteran UI. Saat itu, Farid aktif sebagai
panitia Opspek (Orientasi Pengenalan Kampus). Pertemuan itu menumbuhkan
benih-benih cinta di antara mereka. Farid pun resmi melamar dan
mempersuntingnya menjadi istri pada tahun 1972.2)
Dalam membina rumah tangga, keduanya selalu memegang prinsip kebersamaan, saling menghormati dan mengasihi, sesuai denga kodradnya masing-masing. Termasuk dalam mendidik anak menjadi tanggung jawab berdua. Tiga orang anak sebagai buah kasih mereka (Muhammad Reiza Moeloek, Puti Alifa Moeloek dan Puti Anisa Moeloek) sejak awal ditanamkan nilai-nilai agama, terutama dalam menghadapi era globalisasi, yakni nilai-nilai negatif yang berpengaruh terhadap pola kehidupan anak-anak di zaman sekarang ini dianggap cukup meresahkan.
Ketiga anaknya, sejak masih kecil sampai mereka remaja dan memasuki kehidupan dewasa, sangat senang melakukan kegiatan di kamar tidur orang tuanya. Mulai dari belajar, nonton TV, maupun kegiatan lainnya. "Anak-anak kami sangat betah berlama-lama di kamar tidur kami. Hal ini sebenarnya cukup positif, karena selain menambah kedekatan kami sebagai orang tua dengan anak-anak, kegiatan mereka dapat kita pantau dengan baik. Mereka pun tidak sungkan-sungkan bercerita bila menghadapi suatu persoalan di luar rumah, baik dalam hal pelajaran maupun dalam pergaulan sehari-hari," ucap Nila. Sebagai seorang ibu, Nila juga selalu menempatkan diri sebagai seorang teman, terutama ketika mereka pada usia remaja.
Sebaliknya, anak-anak juga bisa memantau segala kegiatan orang tuanya. "Kalau saja kami terlalu sibuk dan mereka merasa kurang diperhatikan, maka mereka dengan cepat akan memprotes," ungkap Nila. Sehingga mereka juga sering berdiskusi untuk mencari jalan keluar yang terbaik. Termasuk ketika suaminya, Farid, usai masa jabatan sebagai Menteri Kesehatan berniat mendirikan Yayasan Koalisi Indonesia Sehat 2010, mereka sekeluarga terlibat dalam kegiatan yayasan itu.
Dalam manapaki kehidupan yang serba keras ini, kepada anak-anaknya, dia selalu menekankan agar jangan mudah menyerah, dan jalani hidup ini sesuai dengan keinginan dan hati nurani, mandiri dan bertanggung jawab.
Memang, sejak awal berkeluarga dengan Farid, mereka bersepakat untuk mendidik anak-anak dengan cara demokratis, di mana segala persoalan harus dibicarakan dan dipecahkan secara bersama-sama dalam keluarga. Kepada anak-anak diberikan kebebasan untuk menentukan pendidikan yang diinginkan selepas SMU. Ketiga anaknya pun berkembang dengan pilihan hidup mandiri masing-masing. Nila dan Farid merasa berbahagia, kendati ketiga anaknya tidak ada yang mengikuti jejak menjadi dokter. Tetapi anak dan puterinya memilih jadi insinyur
Sumber: http://www.tokohindonesia.com/biografi/article/286-direktori/1887-guru-besar-dan-aktivis-kesehatan
Copyright © tokohindonesia.com
Dalam membina rumah tangga, keduanya selalu memegang prinsip kebersamaan, saling menghormati dan mengasihi, sesuai denga kodradnya masing-masing. Termasuk dalam mendidik anak menjadi tanggung jawab berdua. Tiga orang anak sebagai buah kasih mereka (Muhammad Reiza Moeloek, Puti Alifa Moeloek dan Puti Anisa Moeloek) sejak awal ditanamkan nilai-nilai agama, terutama dalam menghadapi era globalisasi, yakni nilai-nilai negatif yang berpengaruh terhadap pola kehidupan anak-anak di zaman sekarang ini dianggap cukup meresahkan.
Ketiga anaknya, sejak masih kecil sampai mereka remaja dan memasuki kehidupan dewasa, sangat senang melakukan kegiatan di kamar tidur orang tuanya. Mulai dari belajar, nonton TV, maupun kegiatan lainnya. "Anak-anak kami sangat betah berlama-lama di kamar tidur kami. Hal ini sebenarnya cukup positif, karena selain menambah kedekatan kami sebagai orang tua dengan anak-anak, kegiatan mereka dapat kita pantau dengan baik. Mereka pun tidak sungkan-sungkan bercerita bila menghadapi suatu persoalan di luar rumah, baik dalam hal pelajaran maupun dalam pergaulan sehari-hari," ucap Nila. Sebagai seorang ibu, Nila juga selalu menempatkan diri sebagai seorang teman, terutama ketika mereka pada usia remaja.
Sebaliknya, anak-anak juga bisa memantau segala kegiatan orang tuanya. "Kalau saja kami terlalu sibuk dan mereka merasa kurang diperhatikan, maka mereka dengan cepat akan memprotes," ungkap Nila. Sehingga mereka juga sering berdiskusi untuk mencari jalan keluar yang terbaik. Termasuk ketika suaminya, Farid, usai masa jabatan sebagai Menteri Kesehatan berniat mendirikan Yayasan Koalisi Indonesia Sehat 2010, mereka sekeluarga terlibat dalam kegiatan yayasan itu.
Dalam manapaki kehidupan yang serba keras ini, kepada anak-anaknya, dia selalu menekankan agar jangan mudah menyerah, dan jalani hidup ini sesuai dengan keinginan dan hati nurani, mandiri dan bertanggung jawab.
Memang, sejak awal berkeluarga dengan Farid, mereka bersepakat untuk mendidik anak-anak dengan cara demokratis, di mana segala persoalan harus dibicarakan dan dipecahkan secara bersama-sama dalam keluarga. Kepada anak-anak diberikan kebebasan untuk menentukan pendidikan yang diinginkan selepas SMU. Ketiga anaknya pun berkembang dengan pilihan hidup mandiri masing-masing. Nila dan Farid merasa berbahagia, kendati ketiga anaknya tidak ada yang mengikuti jejak menjadi dokter. Tetapi anak dan puterinya memilih jadi insinyur
Sumber: http://www.tokohindonesia.com/biografi/article/286-direktori/1887-guru-besar-dan-aktivis-kesehatan
Copyright © tokohindonesia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar