Rabu, 05 November 2014

Kisah Nyata Gejala Penyakit Jantung dan Cara Pencegahan



Kisah Nyata Tentang Gejala Penyakit Jantung dan Cara Pencegahan
Minggu 20 April  2003 adalah hari yang tak akan pernah dilupakan dalam kehidupan Yoga. Hari itu, tidak seperti biasanya, dia bangun dengan tubuh tidak enak. Dadanya kirinya nyeri, punggungnya terasa sakit.

“Saya kira hanya masuk angin biasa. Karena itu saya minum obat antimasuk angin dan istirahat,” cerita Yoga yang saat ini berumur 46 tahun.

Makin siang, rasa sakit itu tidak hilang. Perutnya terasa mual. Tubuhnya pun mulai berkeringat. Puncaknya ,Yoga jatuh pingsan saat hendak ke kamar mandi.

Istrinya yang panik segera membawa karyawan swasta di Jakarta Selatan itu ke rumah sakit. Di rumah sakit Yoga langsung ditangani di Unit Gawat Darurat, dan selanjutnya  masuk ke ruang ICU.

ALAT CEK LEMAK TRIGLISERIDA KLIK SINI 

“Ternyata saya terkena serangan jantung. Setelah beberapa hari di ICU saya langsung operasi by pass jantung. Alhamdulillah sampai sekarang saya tetap sehat,” katanya.

Yoga tak pernah menduga dirinya bakal terkena penyakit jantung koroner. Namun dia mengakui selama ini tak menjaga makanan. Dia pun merokok dan hampir tak pernah olahraga.

“Ternyata kesehatan itu mahal. Saya sampai jual rumah untuk biaya operasi,” tuturnya.

Walaupun banyak mengeluarkan biaya untuk berobat, Yoga  mengaku beruntung, nyawanya terselamatkan.  Penyakit jantung koroner seperti yang menimpanya  ini banyak berakhir dengan kematian.

Menurut dokter spesialis penyakit jantung dari RS Jantung dan Pembuluh Darah (RSJPD)  Harapan Kita, dr Doni Firman, SpJP,  penyakit jantung koroner adalah bagian dari penyakit kardiovaskular. Penyakit kardiovaskular adalah penyakit yang menyerang jantung dan pembuluh darah.  Selain jantung koroner, penyakit kardioavaskular  lainnya adalah  penyakit jantung bawaan, penyakit jantung karena hipertensi, penyakit jantung reumatik, penyakit jantung aritmia, dan lain-lain.

Penyakit kardiovaskular merupakan pembunuh nomor satu di dunia dan Indonesia. Berdasarkan data Federasi Jantung Dunia, kematian akibat penyakit jantung  persen 17,1 juta orang (19 persen total kematian) per tahun. Jumlah ini empat kali jumlah penduduk Singapura.

Di Indonesia, berdasarkan catatan Yayasan Jantung Indonesia, prevalensinya 7-12 persen per tahun. Artinya, minimal ada 16,8 juta penduduk mengidap penyakit jantung dari 240 juta penduduk Indonesia. Dari jumlah itu, yang berusia produktif, 30-50 tahun, mencapai 50 persen.

Jumlahnya penderita penyakit ini tiap tahun semakin meningkat.  Di RSJPD Harapan Kita misalnya. Pada tahun 2011 rumah sakit yang menjadi rujukan nasional untuk penyakit jantung dan pembuluh darah ini  menerima 360 pasien kasus jantung. Sedangkan pada tahun 2013,  di RS  yang mempunyai 12 orang dokter spesialis jantung yang standby selama 24 jam dan tujuh hari seminggu ini, ada lebih dari 400 pasien penyakit jantung  yang menjalani tindakan.


“Penyakit kardiovaskular ini yang paling dikenal adalah penyakit jantung koroner,” kata dokter Doni.

Ahli penyakit  jantung lainnya,  Isman Firdaus, SpJP (K) FIHA mengatakan ada lima faktor utama yang menjadi penyebab utama penyakit jantung. Yakni, kencing manis, merokok, darah tinggi, kolesterol, dan riwayat keturunan jantung.

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)  tahun 2007, menunjukkan prevalensi faktor risiko penyakit jantung dan pembuluh darah, seperti berat badan lebih (obesitas) 19,1% dan obesitas sentral 18,8%, diabetes mellitus ( kencing manis ) di daerah perkotaan 5,7%, konsumsi makanan asin (24,5%) dan makanan berlemak tinggi (12,8%).  Selain itu kurang mengkonsumsi serat seperti buah-buahan dan sayuran  (93,6%), kurang aktivitas fisik 48,2%, gangguan mental emosional 11,6%, perokok aktif setiap hari 23,7%, dan konsumsi alkohol dalam 12 bulan terakhir sebesar 4,6%.


“Kalau punya salah satu dari kelima faktor resiko utama  itu, sebaiknya waspada. Apalagi  kalau  punya  lebih dari satu  faktor resiko, misalnya darah tinggi dan merokok, resiko untuk terkena penyakit jantung akan lebih besar,” kata Isman yang juga berpraktek di RSJPD Harapan Kita.

Mencegah dengan Rumus 035140530
Untuk mencegah penyakit kardiovaskular  papar  Isman Firdaus, rumusnya cukup sederhana yakni 035140530.  Kumpulan angka yang mirip nomor telepon itu memberi panduan apa yang harus dilakukan seseorang untuk menghindari terkena penyakit jantung dan kardiovaskular.

Dia menjelaskan, angka 0 artinya no smoking. Yakni tidak merokok. Asap rokok mengandung lebih dari 4.800 zat kimia yang sangat berbahaya untuk kesehatan. Menurut Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), rokok telah membunuh 5,4 juta orang per tahunnya atau rata-rata setiap enam detik penyakit yang disebabkan oleh rokok dapat membunuh satu orang.

 Rokok adalah musuh jantung. Di bungkus rokok jelas-jelas tertulis bahwa merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, dan gangguan kehamilan dan janin.
“Jadi hindarilah merokok kalau tak ingin kena penyakit jantung. Apalagi yang sudah ada indikasi penyakit jantung, sudah harus berhenti  merokok total,” katanya.

 Angka 3, jelas Isman,  menyimbolkan olahraga berjalan kaki paling kurang 3 kali seminggu sejauh 3 kilometer selama 30 menit.  Olahraga secara teratur akan mencegah timbulnya ciri penyakit jantung.

Angka 5 berikutnya, jelas dia, artinya  makan sehat dengan 5 porsi buah dan sayur. Makanan tinggi serat seperti buah-buahan dan sayuran sangat bermanfaat untuk kesehatan pembuluh darah dan jantung.

Selanjutnya  angka 140, artinya tensi yang ditolelir adalah 140 mm/Hg.Tekanan darah yang normal pada manusia dewasa adalah di bawah 120/80 mm/Hg. Umumnya, tekanan darah di atas 140/90 dianggap tinggi. Tekanan darah tinggi  bila tidak dikelola dengan baik dapat menyebabkan jantung bekerja terlalu berat sehingga mengalami kerusakan serius. Tekanan darah tinggi meningkatkan risiko serangan jantung, gagal jantung, dan stroke.

 “Jadi jika tensi melebihi 140  itu harus waspada,” ingat Isman.

Angka 5 berikutnya  artinya kadar kolesterol total yang dibolehkan adalah 5 mmol/L. Kolesterol berbahaya karena dapat memicu serangan jantung akibat peredaran darah tidak lancar. Kolesterol  terdiri atas 2 jenis yaitu kolesterol HDL dan kolesterol LDL. Kolesterol LDL, adalah kolesterol jahat, yang bila jumlahnya berlebih di dalam darah akan diendapkan pada dinding pembuluh darah membentuk bekuan yang dapat menyumbat pembuluh darah. Kolesterol HDL, adalah kolesterol baik, yang mempunyai fungsi membersihkan pembuluh darah dari kolesterol LDL yang berlebihan.

Bahaya jika kolesterol tinggi  adalah penyumbatan pada pembuluh darah jantung yang dapat menimbulkan serangan jantung. Penyumbatan pada pembuluh darah otak dapat menimbulkan serangan stroke.

Angka berikutnya 3, artinya kadar LDL (atau kolesterol jahat) yang dibolehkan  adalah 3 mmol/L. Pembuluh darah koroner mengalami penyempitan akibat kolesterol jahat atau low density lipoprotein (LDL) yang mengendap. Kolesterol jahat adalah faktor risiko utama penyebab penyakit jantung koroner.

“Harus dipantau agar LDL  ini tak melebihi 3 mmol/L,” saran Isman.

Terakhir angka 0, artinya no obesity. Obesitas artinya kelebihan berat badan. Obesitas merupakan faktor resiko bebas bagi penyakit kardiovaskular. Kelebihan berat badan mempengaruhi faktor resiko penyakit kardiovaskular seperti peningkatan level kolesterol LDL, trigliserida, tekanan darah, level gula darah dan menurunkan level kolesterol HDL serta meningkatkan resiko perkembangan penyakit jantung koroner, gagal jantung, stroke, dan aritmia jantung.

“Berat tubuh perlu dijaga agar ideal  untuk menurunkan resiko penyakit kardiovaskular,” ujarnya.

Periksa sejak  dini
Kasus jantung koroner, ungkap Doni, sering tidak didahului oleh gejala tertentu. Penderitanya hanya merasakan nyeri di dada atau punggung, masuk angin, keringat dingin, dan merasa tidak nyaman.

Doni menyarankan, jika seseorang mempunyai penyakit dasar yang merupakan faktor risiko penyakit jantung koroner, sebaiknya berkonsultasi kepada dokter. Ini  untuk mengontrol penyakit tersebut dan mendeteksi dini jika ada kelainan penyakit jantung koroner

“Seseorang yang telah terdiagnosis penyakit jantung koroner harus secara rutin kontrol ke dokter spesialis jantung dan pembuluh darah terdekat untuk mencegah perburukan penyakit,” saran Doni.

Faktor umur juga berpengaruh pada seseorang untuk terkena penyakit kardiovaskular termasuk jantung. Makin tua umur seseorang makin besar potensi untuk terkena penyakit jantung. Namun begitu penyakit jantung juga banyak mereka yang masih berumur muda.

“Mereka yang berumur di atas 30 tahun sebaiknya melakukan check up untuk mengetahui apakah ada gejala kelainan pada jantung. Lebih cepat diketahui lebih baik,” kata Isman Firdaus.

Pengecekan kesehatan jantung dilakukan melalui  rekam jantung (elektro cardiography), tes lari (treatmill test), USG jantung (echo cardiography), CT Scan jantung, dan kateterisasi jantung. Dengan pengecekan, kondisi kesehatan jantung  bisa diketahui. Dengan begitu, jika seseorang mulai terdeteksi risiko serangan sakit jantung dapat dilakukan pengobatan lebih dini.

 “Jika ada sakit nyeri di dada dalam jangka waktu agak lama, jangan dianggap remeh. Harus curiga bahwa itu berasal dari jantung, sampai hasil diagnosis membuktikan  bahwa itu bukan berasal dari jantung,” pesan Isman.

Yang terbaik untuk menangkal penyakit ini menurut Doni  adalah dengan mencegah penyakit jantung koroner dengan mengendalikan faktor risiko. “Semakin banyak faktor risiko dan semakin parah penyakit jantung koroner maka biaya pengobatan akan semakin besar, karena membutuhkan tindakan seperti intervensi koroner perkutan primer atau operasi bedah pintas koroner,” paparnya.

Penyakit jantung  menyerang semua lapisan masyarakat tak terkecuali golongan bawah. Penanganannya memerlukan biaya besar yang seringkali tidak terjangkau  sehingga menyebabkan angka kematian yang tinggi. Deteksi dini diperlukan  agar bisa dicegah dan ditangani lebih awal. Agar tidak  seperti Yoga yang terpaksa menjual rumahnya untuk mengobati  operasi penyakit jantungnya.

Sumber:
http://gayahidup.republika.co.id/berita/gaya-hidup/info-sehat/13/11/11/mw2kd2-mencegah-sedini-mungkin-penyakit-kardioavaskular

 ==================================
(Ads). 
Gratis Ongkir Bayar di Rumah COD

Alat Cek Kolesterol dan Gula 450ribu
Alat Tensi Digital Japan 390ribu,
Kursi Roda Harga 850Ribu 
Alat Inhalasi Uap Asma 590Ribu,
Alat Bantu Dengar Germany 365ribu
call sms WA 087780633777 BBM 7649FA23
===================================
Baca Juga Artikel ini:
- Permen Coklat bisa Sembuhkan Pikun
- Indonesia Darurat Penyakit EBOLA
- Kisah Sedih Pasien Penyakit Kanker Larynx
- Minum Air Es Bikin Langsing
- Mengatasi Perilaku Aneh pada Anak dan Misteri Waktu Senja
- Kisah Nyata Sembuhnya Penderita Penyakit Diabetes dengan Biji Alpukat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar